Sabtu, 26 Juni 2010

Jagalah kebersihan Hati


Jagalah kebersihan Hati

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW pernah menegaskan,

”Ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik, maka baik pulalah seluruh tubuh, dan apabila ia jelek, maka jeleklah seluruh tubuh. Ia adalah hati.”

Hati adalah organ yang paling vital dalam hidup kita. Ia menjadi penentu segala kebaikan dalam kehidupan kita. Maka hati haruslah bersih dan sehat. Bukan hanya harus sehat secara fisik, tetapi yang lebih menentukan dari itu, sehat secara batin. Karena segala amal perbuatan merupakan hasil keputusan dari Dewan Perancang Kebaikan yang berpusat di hati. hatilah yang menetukan apakah kita akan melakukan sesuatu yang baik atau yang buruk. Sedang akal hanya memikirkan dan menimbangnya, tidak mengambil keputusan.

Ini bisa menjadi ukuran. Artinya, ketika seseorang melakukan kemaksiatan, dan maksiat itu dilakukan terus menerus, maka hatilah yang harus diperiksa pertama kali. Kemudian diobati, dibersihkan agar ia tidak terus menerus mengambil keputusan salah.

Sebagaimana hadits di atas, hati adalah segumpal daging, tapi ia bisa berkarat seperti berkaratnya besi. Ad-Daraini berkata,

”Setiap sesuatu ada karatnya dan karatnya cahaya hati adalah (dimulai) dari perut yang kenyang.”

Parahnya lagi jika kenyangnya mereka karena makanan yang tidak jelas kehalalanya, maka akan dengan mudah hati berkarat. Cahayanya akan redup, dan akan sulit membedakan antara yang hak dan yang batil. Tidak heran jika dewan yang berkuasa di dalam hati Dewan Perancang Kejahatan.

Jika hati sudah demikian maka tidak boleh tidak hati itu wajib di obati. Wahidiyah telah mengajarkan kita, bahwa obat yang paling mujarab untuk mengobati hati yang sakit dan membersihkan dari ‘kotoran-kotoran’ yang sudah berkarat, adalah dengan membaca shalawat kepada Nabi SAW. Ini berdasarkan petunjuk yang disampaikan beliau sendiri dalam beberapa haditsnya. Antara lain:

”Bacalah (olehmu sekalian) shalawat kepadaku. Maka sesungguhnya bacaan shalawat kepadaku itu merupakan penebus dosa dan pembersih diri kamu sekalian. Dan barangsiapa membaca shalawat kepadaku satu kali, maka Allah memberi shalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Ibnu Ashim dari anas bin Malik)

“Perbanyaklah shalawat kepadaku, maka sesungguhnya bacaan shalawat kepadaku itu merupakan ampunan atas dosa-dosa kamu sekalian dan carilah wasilah kepadaku dan derajat yang tinggi, maka sesungguhnya wasilahku di sisi Tuhanku merupakan syafaat bagi kamu sekalian.” (HR. Ibnu Asakir dari Hasan/ Pokok-pokok ajaran Wahidiyah hal. 42 bab shalawat)

Dalam haditsnya yang lain beliau bersabda, ”Setiap segala sesuatu itu ada pencuci dan pembersihnya. Adapun pencuci dan pembersih hati orang-orang mukmin dari kotoran-kotoranya adalah dengan membaca shalawat kepadaku.” (Al Hadits/ Risalah Tanya Jawab Shalawat Wahidiyah dan Ajaran bab Menjernihkan Hati)

Intinya disini adalah, perbuatan maksiat, sekecil apapun jangan sampai kita remehkan. Karena ia akan menjadi karat, hijab dan bencana dalam hidup ini. Karena itu teruslah istighfar memohon ampunan kepada Allah dan perbanyaklah membaca shalawat. Agar hati kita bersih, dan terbebas dari belenggu yang menguasainya. Allahu a’lam