Ali bin Abi Tholib KW menjelaskan bahwa satu diantara lima muatan takwa adalah khaufu minal jalil(takut kepada Alloh Yang Maha Mulia). Dan ini sejalan dengan Al Qur'an dan Hadts Nabi.
Khauf(Rasa takut) Kepada Alloh mempunyai banyak keutamaan. Diantaranya:
- Pertama: khauf merupakan salah satu ciri orang yang beriman. Ini di tegaskan Alloh dalam firman-Nya:
- "Maka janganlah kalian takut oleh mereka dan takutlah hanya kepada-Ku jika kalian benar-benar beriman." (QS. Al Imran: 175).
Ayat ini menjadikan rasa takut kepada Alloh sebagai syarat kebenaran iman seseorang.
Kedua: orang yang benar-benar takut kepada Alloh akan mendapatkan kecintaan-Nya. Sebagaimana sabda Rosululloh SAW. "Tiada sesuatu yang lebih Alloh cintai daripada dua tetesan dan dua 'bekas'. Yakni tetesan air mata yang jatuh karena takut kepada Alloh dan tetesan darah yang mengalir dalam jihad di jalan Alloh. Adapun dua bekas; adalah bekas jihad di jalan Alloh dan bekas melaksanakan salah satu kewajiban Alloh SWT." (Hadits hasan riwayat At Tirmidzi dari Ali Umamah). Hadits ini menegaskan bahwa Alloh SWT mencintai orang-orang yang menangis, tobat dan menyesali dosa karena takut kepada-Nya.
Ketiga: Alloh SWT akan menjauhkan orang yang takut kepada-Nya dari api neraka. Sebagaimana dijelaskan Rosululloh SAW dalam sabdanya, "Ada dua mata yang tidak akan tersentuh api neraka. Yaitu mata yang menangis karena takut kepada Alloh, dan mata yang melewati malam dalam berjaga semata-mata jihad fi sabilillah(mencari keridhaan Alloh)." (HR. Tirmidzi)
Dalam haditsnya yang lain Nabi bersabda, "Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Alloh sebelum ada air susu yang masuk kembali pada teteknya..." (Hadits dikeluarkan oleh Ar Rafi'i dari Anas)
Takut adalah amalan hati. Ia muncul bukan secara tiba-tiba. Dan sangat sulit jika kemunculanya karena dipaksakan. Lalu bagaimana mewujudkan rasa takut kepada Alloh itu dalam amal nyata keseharian?
Takut kepada Alloh adalah buah dari iman. Maka untuk menumbuhkanya adalah:
- Pertama; dengan meningkatkan iman kepada-Nya. Barangsiapa yang benar-benar iman (bidz-dzauq), percaya bahwa Alloh itu Maha Kuasa, Perkasa, Maha Besar dan Maha segalanya. Ia akan menyadari betapa kerdilnya dirinya, betapa lemahnya ia, betapa tidak berdayanya dia dibandingkan Kemaha-Kuasaan dan keperkasaan Alloh.
Kedua: Fafirruu Ilalloh; Larilah menuju kepada Alloh(QS. Adz-Dzariyat: 50). Ayat ini di pertegas dengan sabda Nabi SAW, "Barangsiapa merasa takut, ia pasti berjalan(tidak tinggal diam) dimalam hari (sekalipun). Dan barangsiapa berjalan, ia pasti akan sampai kerumahnya. Ingatlah bahwa barang dagangan (milik) Alloh SWT itu mahal. Ingatlah bahwa barang dagangan (milik) Alloh SWT adalah surga." kita harus lari mendekati-Nya(taqorub ilalloh). Semakin didekati, Alloh semakin cinta. dan semakin cepat seseorang lari menuju Alloh, smakin cepat pula Alloh menghampiri orang tersebut.
Ketiga: Mujahadah, mengendalikan hawa nafsu. Dalam Qur'an surat An Nazi'at ayat 40 Alloh SWT berfirman, "Adapun orang yang takut akan kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka surga adalah tempat kembalinya." Ayat ini mengisyaratkan bahwa takut kepada Alloh tidak bisa lepas dari pengendalian diri dari segala kehendak nafsu. bahkan kita harus selalu curiga, hati-hati dan waspada terhadap tipu daya nafsu. Sebab nafsu itu sangatlah halus. Bentuknya, tidak hanya jelas-jelas dalam perilaku yang jelek, tetapi bisa jadi amal-amal yang tampaknya baik sekalipun; seperti sholat, puasa, dan mujahadah itu sendiri, adalah bukan tidak mungkin hanyalah mengikuti nafsu belaka.
Mengapa ? karena dalam takut kepada Alloh ada keberanian menegakkan kebenaran, keadilan dan kejujuran; ada semangat mengenyahkan kezhaliman; ada kasih sayang dan pembelaan terhadap orang-orang yang lemah; dan ada rasa percaya diri kala berhadapan dengan tirani dan angkara murka. Waallohu a'lam(Hs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar